Kompleksitas Belajar dan Pembelajaran


Belajar dan pembelajaran adalah proses yang kompleks karena dipengaruhi berbagai faktor. untuk memahami dan meningkatkan cara pembelajaran guru harus memahami faktor-faktor tersebut, yaitu :

1. Pengaruh Budaya 

Setiap budaya memiliki suatu bentuk tertentu dari proses pendidikannya baik yang formal maupun yang informal. Bagaimanapun salah satu tujuan umum pendidikan adalah melestarikan kebudayaan.
Proses melestarikan kebudayaan ini dapat dilihat disemua kelompok masyarakat. Masyarakat kesukuan menjaga agar budaya dan tradisi dilestarikan melalui berbagai bentuk pendidikan seperti upacara adat, lagu, tarian, seni, dan melalui pendidikan informal khusus oleh para orang tua dan sesepuh. Sementara itu masyarakat barat aktif dalam proses pelestarian budaya melalui sekolah formal, instruksi informal, dan melalui bentuk lain seperti norma sosial dan media lainnya.

2. Pengaruh Sejarah 

Pendidikan adalah hasil dari suatu perkembangan sejarah. Perkembangan ini biasanya berasal dari suatu 'setting' bidaya sehingga mengandung bias budaya (metode pembelajaran) dan berkaitan dengan reproduksi budaya. Sejarah pendidikan Indonesia juga dipengaruhi oleh sejarah panjang kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri. Ketika zaman kerajaan Hindu dan Budha, inti pendidikan yang diberikan kepada masyarakat adalah pendidikan tentang ajaran kedua agama tersebut yang tentu saja disertai dengan literasi atau baca tulis. Kemudian, hubungan dagang dengan bangsa yang beragama Islam diantaranya bangsa Gujarat telah menghadirkan bangsa Islam di nusantara bersama aspek-aspek pendidikannya. Istilah mandala yang merupakan pedepokan belajar yang digunakan oleh agama Hindu dan Budha, kemudian diadopsi oleh para wali dalam penyelenggaraan pendidikan agama Islam dengan nama pesantren.
Penjajahan Jepang dalam beberapa aspek juga mempengaruhi corak pendidikan di Indonesia diantarannya penerapan disiplin gaya militerisme. Upacara bendera dan penggunaan seragan di sekolah adalah salah satu contoh pengaruh pendidikan aspek sikap model Jepang.
Adanya perjalanan sejarah yang agak berbeda antar daerah di Indonesia juga mempengaruhi cara dan sikap belajar dari satu daerah ke daerah lainnya di nusantara.

3. Hambatan Praktis 

Manusia hidup di dunia yang kurang ideal dan dalam banyak hal manusia dapat berbuat justru akibat dari kekurangan keidealan tersebut. Terdapat hambatan praktis yang ditemui dalam  proses belajar pembelajaran. Guru dibatasi oleh waktu, sumber dan fasilitas. Guru juga dibatasi oleh undang-undang dan aturan yang harus diindahkan. Tidak jarang guru dibatasi idealismenya dalam belajar dan pembelajaran oleh kekakuan birokrasi dan manajemen.

4. Karakteristik Guru 

banyak hal yang mempengaruhi guru sehingga memiliki kepribadian tertentu yang unik. Lingkup budaya dimana guru berkembang, masyarakat dimana guru hidup, pengaruh keluarga, pengaruh agama, pengalaman akademis, pengalaman kerja, serta genetika atau pengaruh bawaan yang membentuk cara berfikir guru, semua akan membentuk gaya dan cara guru dalam pembelajaran. Setiap guru memiliki kepribadian yang beberapa hal membantu dalam menyelenggarakan pembelajaran walaupun beberapa aspek mungkin perlu dimodifikasi.

5. Karakteristik Siswa 

Disadari atau tidak, salah satu kegiatan pra belajar dan pembelajaran adalah mengindentifikasi karakteristik awal siswa. Karakteristik awal siswa meliputi berbagai aspek seperti : bahasa, latar belajar akademis, usia dan tingkat kedewasaan, latar belakang budaya, tingkat pengetahuan serta keterampilan yang mungkin syarat awal bagi pelajaran yang akan disajikan. Oleh sebab itu karakteristik individual siswa dapat dan harus diindentifikasi. Begitu juga karakteristik umum kelompok atau kelas harus dipahami oleh guru sebelum memulai program belajar dan pembelajaran.

6. Proses Belajar

Aspek ini berkaitan dengan proses kognitif aktual yang harus dilaluioleh siswa dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Ini berlangsung melalui proses penyerapan gagasan dan keterampilan baru melalui kegiatan belajar dan pembelajaran berupa pengingatan dalam waktu yang singkat kemudian menyimpan informasi yang diterima agar kelak digunakan kembali.
Bagaimanapun proses belajar adalah rumit dan kompleks karena mencakup penggunaan panca inderadan proses kognitif dari pengingatan dan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, kondisi fisik dan psikologis harus dipertimbangkan dalam pengelolaan belajar dan pembelajaran. Dari sudut pandang psikologis, tingkat kesulitan materi belajar yang diberikan harus dirancang dengan mempertimbangkan perkembangan intelektual siswa. Begitu juga dalam belajar dan pembelajaran keterampilan, pertumbuhan fisik siswa merupakan salah satu rujukan dalam memilih kegiatan praktik yang akan diberikan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Ketika menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik yang berusia setengah baya, daya tahan fisik sangat mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar.

0 Comments