Pengertian Unsur Intrinsik adalah Unsur luar yang bepengaruh pada novel. Unsur-Unsur ekstrinsik adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat atau lokasi novel itu dikarang. Jika Unsur Intrinsik ada, begitu juga dengan Unsur Ekstrinsik pun karna Unsur Intrinsik Novel dan Unsur Ekstrinsik Novel saling berhubungan satu sama lain, Walaupun pada pengertian Unsur Intrinsik novel dan Pengertian Unsur Ekstrinsik memiliki perbedaan tetapi keduanya saling terkait, Jika Unsur Intrinsik itu mengacu ke Isi Novel tersebut, Unsur ekstrinsik mengacu kepada Luar dari Novel tersebut tetapi ada kaitannya dengan Isi novel tersebut, Jadi dapat dikatakan bahwa Unsur Intrinsik Novel dan Unsur Ekstrinsik Novel saling berhubungan. Dalam Unsur-Unsur Ekstrinsik seperti yang ada diatas, akan dijelaskan dan dibahas seperti yang ada dibawah ini..
Unsur-Unsur Ekstrinsik
- Latar Belakang pengarang menyangkut asal daerah atau suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan ideologi pengarang. Unsur-unsur ini sedikit banyak akan berpengaruh pada isi novelnya. Misalnya, novel yang dikarang orang padang akan berbeda dengan novel yang dibuat oleh orang sunda, orang inggris, atau orang arab.
- Kondisi Sosial Budaya, misalnya novel yang dibuat pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman kemerdekaan, atau pada masa reformasi. Novel yang dikarang oleh orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat metropolis akan berbeda dengan novel yang dihasilkan oleh pengarang yang hidup di tengah-tengah masyarakat tradisional.
- Tempat atau kondisi alam, misalnya novel yang dikarang oleh orang yang hidup didaerah pertanian, sedikit banyak berbeda dengan novel yang dikarangoleh orang yang terbiasa hidup didaerah gurun.
Novel yang bagus adalah novel yang dibangun dengan cermat dan melalui proses yang panjang. Proses yang dimulai dari kerangka dasar sampai proses penulisan naskah. Salah satu proses dasar yang tidak boleh terlewat adalah pemenuhan terhadap unsur-unsur pembangun novel.
Unsur dalam novel dibagi menjadi dua, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Keduanya memiliki porsi dan sub-sub bagian tersendiri dalam novel. Namun keduanya saling berhubungan untuk membangun sebuah cerita.
Bahkan bisa dikatakan bahwa, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik bisa menentukan kualitas cerita yang dihasilkan. Supaya lebih jelas, unsur intrinsik dan ekstrinsik novel akan dibahas satu per satu.
Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik novel merupakan unsur utama yang membangun novel dari dalam. Bisa dikatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur dalam cerita itu sendiri. Unsur tersebut tidak hanya satu, namuan ada banyak. Ada beberapa sub bagian yang mempunyai porsi tersendiri.
1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan utama dari sebuah novel. Tema berisikan gambaran luas tentang kisah yang akan diangkat sebagai cerita dalam novel. Sehingga sangat penting untuk memikirkan tema yang tepat sebelum memulai menulis novel. Sebab tema yang kuat akan menghasilkan cerita yang cerkas dan fokus.
2. Tokoh / Penokohan
Tokoh adalah seseorang yang menjadi pelaku dalam sebuah novel. Sedangkan penokohan merupakan watak atau karakter dari tokoh yang ada dalam cerita novel.
Berdasarkan jenis watak, tokoh bisa dibagi menjadi tiga kategori, yakni:
Tokoh Protagonis, tokoh yang menjadi pusat dalam cerita. Tokoh utama ini digambarkan sebagai sosok yang baik dan biasanya selalu mendapatkan masalah.
Tokoh Antagonis, tokoh yang menjadi lawan dari tokoh utama dalam cerita. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang tidak bersahabat dan selalu membuat konflik.
Tokoh Tritagonis, tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang netral, kadang bisa berpihak pada protagonis, kadang pada antagonis. Namun ketika keduanya terlibat dalam konflik, dia menjadi pelerai.
Tokoh-tokoh tersebut biasanya dideskripsikan berdasarkan detail penokohan yang dibuat oleh penulis. Deskripsi tersebut nantinya bisa digunakan untuk menerangkan ciri fisik, tingkahlaku, cara pandang atau kehidupan sosialnya. Dalam penyampaian deskripsi, ada beberapa cara yang umum digunakan, misalnya:
Disampaikan melalui narasi dalam paragraf.
Disisipkan dalam dialog-dialog antar tokoh maupun dialog dengan diri sendiri.
Dimasukkan dalam alur melalui konflik demi konflik.
Diterangkan berdasarkan latar yang ada dalam novel tersebut.
3. Alur / Plot
Alur / plot merupakan kepingan-kepingan peristiwa yang nantinya akan membentuk jalannya cerita dalam novel. Umunya, alur dalam novel dibedakan menjadi 2 macam, yakni alur maju (progresif) dan alur mundur (flashback).
Alur maju (progresif) adalah alur yang peristiwa didalamya bergerak secara urut (awal-akhir)dan memiliki jalan cerita yang rapi. Biasanya alur ini digunakan pada novel biografi dan autobiografi.
Alur mundur (flashback) merupakan alur yang peristiwa didalamnya bergerak secara loncat (awal-akhir-awal-akhir)dan terkadang tidak rapi. Biasanya alur ini digunakan untuk novel misteri atau novel fantasi.
5. Latar/Setting
Latar / setting adalah gambaran tentang peristi-peristiwa yang ada dalam cerita. Latar termasuk unsur pembangun cerita yang vital. Keberadaannya sangat penting untuk membangun suasana dalam cerita. Latar sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yakni:
Waktu, masa dimana cerita sedang berlangsung. Waktu bisa diterangkan secara garis besar maupun secara mendetail. Secara garis besar misalnya, musim hujan, tahun 2016, siang hari dan sebagainya. Sedangkan secara mendetail bisa tahun berapa, di bulan apa, hari apa, tanggal jam, meni detik dan seterusnya.
Tempat, adalah lokasi dimana cerita sedang berlansung. Sama seperti waktu, tempat juga bisa digambarkan umum atau khusus. Secara umum misalnya, di restoran, pantai, gunung dan sebagainya. Khusus, misalnya restoran italia dengan gaya retro diujung jalan dan seterusnya.
Sosial budaya, maksudnya adalah pergaulan yang secara status sosialnya. Biasanya berkaitan dengan latar tempat. Sebab status sosial sangat erat dengan tempat bergaul.
Keadaan lingkungan, lingkungan sang tokoh dalam cerita akan memunculkan konflik batin dalam jalannya cerita. Sehingga peran latar keadaan lingkungan ini juga berdampak besar bagi tokoh / penokohan.
Suasana, yang dimaksud sebagai suasana adalah kondisi latar secara keseluruhan dan juga emosi sang tokoh.
6. Sudut Pandang / Point of View
Sudut pandang merupakan cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Bisa juga diartikan sebagai cara pandang seorang pengarang dalam menyampaikan cerita novelnya. Sudut pandang sendiri bisa dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Sudut pandang orang ketiga – serba tahu. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang menjadi pelaku cerita dan sekaligus penciptanya. Sehingga pengarang bisa memngarahkan, membuat, mengomentari bahkan berdialog dalam cerita. Bisa dibilang posisi ini adalah posisi paling bebas sebebas-bebasnya.
Sudut pandang orang ketiga – sebagai pengamat. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang hanya sebagai pengamat cerita saja. Sehingga pengarang hanya akan menyampaikan apa yang dilihat, dirasakan, didengar dan disimpulkannya dalam cerita saja. Dengan kata lain, posisi pengarang terbatas meskipun ada dalam cerita.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku utama. Pengarang dalam sudut pandang ini berperan sebagai tokoh utama dalam cerita. Sehingga apa yang diceratakannya adalah pengalaman yang dirasakannya di dalam cerita. Karena orang pertama dan pelaku cerita, kalimat yang diutarakan kebanyakan dalam bentuk aktif. Di posisi ini, pengarang melepaskan ekpresinya secara bebas.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku sampingan. Posisi dari pengarang dalam cerita ini adalah sebagai pelaku diluar tokoh utama. Tugasnya sebagai pencerita apa yang dilihatnya dari pelaku utama dan apa tanggapannya pada situasi tersebut. Sehingga pengarang disini berperan ganda. Namun posisinya sebagai pencerita cenderung terbatas, karena sebagian besar bercerita tentang tokoh utama.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa termasuk unsur yang penting sebagai faktor pemicu minat baca. Cerita yang dibuka dengan gaya bahasa menarik, indah dan memikat sangat diharapkan oleh sebagian besar pembaca. Bahkan bisa dikatakan, gaya bahasa adalah senjata utama pengarang untuk menghidupkan cerita. Menurut jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
Personifikasi. Gaya bahasa yang menerangkan tentang benda mati seolah-olah hidup dan mempunyai sifat-sifat seperti manusia.
Simile. Gaya bahasa ini menerangkan segala sesuatu dengan perumpamaan.
Hiperbola. Gaya bahasa yang menerangkan sesuatu dengan cara berlebihan dengan tujuan untuk memberikan efek yang bombastis.
8. Amanat
Amanat merupakan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita dalam novel. Amanat bisa berupa kritik sosial, ajakan, protes, dan lain sebagainya. Amanat umumnya diibagi menjadi dua:
Tersurat. Amanat yang pesannya disampaikan secara langsung sehingga bisa dicerna seketika.
Tersirat. Amanat yang pesannya disampaikan secara tersembunyi sehingga terkadang susah untuk dicerna seketika itu juga.
Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur ekstrinsik novel adalah unsur yang membangun novel dari luar. Biasanya bisa berupa latar pribadi penulis maupun nilai-nilai dari luar. Unsur tersebut umunya adalah:
Biografi dan latar belakang penulis. Dimana dia tinggal, latar belakang pendidikannya apa, keluarganya, lingkungannya, dan sebagainya.
Kisah dibalik layar. Kisah ini biasanya dilatari oleh pengalaman, kesan atau juga harapan dan cita-cita sang pengarang.
Nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai ini sering diangkat oleh pengarang dalam ceritanya. Bisa nilai ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya.
Sekian pembahasan dan penjelasan tentang Pengertian Unsur Ekstrinsik serta Unsur-Unsur Ekstrinsiknya semoga bermanfaat (sumber : Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 61, Penerbit : Erlangga.2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)
Unsur dalam novel dibagi menjadi dua, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Keduanya memiliki porsi dan sub-sub bagian tersendiri dalam novel. Namun keduanya saling berhubungan untuk membangun sebuah cerita.
Bahkan bisa dikatakan bahwa, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik bisa menentukan kualitas cerita yang dihasilkan. Supaya lebih jelas, unsur intrinsik dan ekstrinsik novel akan dibahas satu per satu.
Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik novel merupakan unsur utama yang membangun novel dari dalam. Bisa dikatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur dalam cerita itu sendiri. Unsur tersebut tidak hanya satu, namuan ada banyak. Ada beberapa sub bagian yang mempunyai porsi tersendiri.
1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan utama dari sebuah novel. Tema berisikan gambaran luas tentang kisah yang akan diangkat sebagai cerita dalam novel. Sehingga sangat penting untuk memikirkan tema yang tepat sebelum memulai menulis novel. Sebab tema yang kuat akan menghasilkan cerita yang cerkas dan fokus.
2. Tokoh / Penokohan
Tokoh adalah seseorang yang menjadi pelaku dalam sebuah novel. Sedangkan penokohan merupakan watak atau karakter dari tokoh yang ada dalam cerita novel.
Berdasarkan jenis watak, tokoh bisa dibagi menjadi tiga kategori, yakni:
Tokoh Protagonis, tokoh yang menjadi pusat dalam cerita. Tokoh utama ini digambarkan sebagai sosok yang baik dan biasanya selalu mendapatkan masalah.
Tokoh Antagonis, tokoh yang menjadi lawan dari tokoh utama dalam cerita. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang tidak bersahabat dan selalu membuat konflik.
Tokoh Tritagonis, tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang netral, kadang bisa berpihak pada protagonis, kadang pada antagonis. Namun ketika keduanya terlibat dalam konflik, dia menjadi pelerai.
Tokoh-tokoh tersebut biasanya dideskripsikan berdasarkan detail penokohan yang dibuat oleh penulis. Deskripsi tersebut nantinya bisa digunakan untuk menerangkan ciri fisik, tingkahlaku, cara pandang atau kehidupan sosialnya. Dalam penyampaian deskripsi, ada beberapa cara yang umum digunakan, misalnya:
Disampaikan melalui narasi dalam paragraf.
Disisipkan dalam dialog-dialog antar tokoh maupun dialog dengan diri sendiri.
Dimasukkan dalam alur melalui konflik demi konflik.
Diterangkan berdasarkan latar yang ada dalam novel tersebut.
3. Alur / Plot
Alur / plot merupakan kepingan-kepingan peristiwa yang nantinya akan membentuk jalannya cerita dalam novel. Umunya, alur dalam novel dibedakan menjadi 2 macam, yakni alur maju (progresif) dan alur mundur (flashback).
Alur maju (progresif) adalah alur yang peristiwa didalamya bergerak secara urut (awal-akhir)dan memiliki jalan cerita yang rapi. Biasanya alur ini digunakan pada novel biografi dan autobiografi.
Alur mundur (flashback) merupakan alur yang peristiwa didalamnya bergerak secara loncat (awal-akhir-awal-akhir)dan terkadang tidak rapi. Biasanya alur ini digunakan untuk novel misteri atau novel fantasi.
5. Latar/Setting
Latar / setting adalah gambaran tentang peristi-peristiwa yang ada dalam cerita. Latar termasuk unsur pembangun cerita yang vital. Keberadaannya sangat penting untuk membangun suasana dalam cerita. Latar sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yakni:
Waktu, masa dimana cerita sedang berlangsung. Waktu bisa diterangkan secara garis besar maupun secara mendetail. Secara garis besar misalnya, musim hujan, tahun 2016, siang hari dan sebagainya. Sedangkan secara mendetail bisa tahun berapa, di bulan apa, hari apa, tanggal jam, meni detik dan seterusnya.
Tempat, adalah lokasi dimana cerita sedang berlansung. Sama seperti waktu, tempat juga bisa digambarkan umum atau khusus. Secara umum misalnya, di restoran, pantai, gunung dan sebagainya. Khusus, misalnya restoran italia dengan gaya retro diujung jalan dan seterusnya.
Sosial budaya, maksudnya adalah pergaulan yang secara status sosialnya. Biasanya berkaitan dengan latar tempat. Sebab status sosial sangat erat dengan tempat bergaul.
Keadaan lingkungan, lingkungan sang tokoh dalam cerita akan memunculkan konflik batin dalam jalannya cerita. Sehingga peran latar keadaan lingkungan ini juga berdampak besar bagi tokoh / penokohan.
Suasana, yang dimaksud sebagai suasana adalah kondisi latar secara keseluruhan dan juga emosi sang tokoh.
6. Sudut Pandang / Point of View
Sudut pandang merupakan cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Bisa juga diartikan sebagai cara pandang seorang pengarang dalam menyampaikan cerita novelnya. Sudut pandang sendiri bisa dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Sudut pandang orang ketiga – serba tahu. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang menjadi pelaku cerita dan sekaligus penciptanya. Sehingga pengarang bisa memngarahkan, membuat, mengomentari bahkan berdialog dalam cerita. Bisa dibilang posisi ini adalah posisi paling bebas sebebas-bebasnya.
Sudut pandang orang ketiga – sebagai pengamat. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang hanya sebagai pengamat cerita saja. Sehingga pengarang hanya akan menyampaikan apa yang dilihat, dirasakan, didengar dan disimpulkannya dalam cerita saja. Dengan kata lain, posisi pengarang terbatas meskipun ada dalam cerita.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku utama. Pengarang dalam sudut pandang ini berperan sebagai tokoh utama dalam cerita. Sehingga apa yang diceratakannya adalah pengalaman yang dirasakannya di dalam cerita. Karena orang pertama dan pelaku cerita, kalimat yang diutarakan kebanyakan dalam bentuk aktif. Di posisi ini, pengarang melepaskan ekpresinya secara bebas.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku sampingan. Posisi dari pengarang dalam cerita ini adalah sebagai pelaku diluar tokoh utama. Tugasnya sebagai pencerita apa yang dilihatnya dari pelaku utama dan apa tanggapannya pada situasi tersebut. Sehingga pengarang disini berperan ganda. Namun posisinya sebagai pencerita cenderung terbatas, karena sebagian besar bercerita tentang tokoh utama.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa termasuk unsur yang penting sebagai faktor pemicu minat baca. Cerita yang dibuka dengan gaya bahasa menarik, indah dan memikat sangat diharapkan oleh sebagian besar pembaca. Bahkan bisa dikatakan, gaya bahasa adalah senjata utama pengarang untuk menghidupkan cerita. Menurut jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
Personifikasi. Gaya bahasa yang menerangkan tentang benda mati seolah-olah hidup dan mempunyai sifat-sifat seperti manusia.
Simile. Gaya bahasa ini menerangkan segala sesuatu dengan perumpamaan.
Hiperbola. Gaya bahasa yang menerangkan sesuatu dengan cara berlebihan dengan tujuan untuk memberikan efek yang bombastis.
8. Amanat
Amanat merupakan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita dalam novel. Amanat bisa berupa kritik sosial, ajakan, protes, dan lain sebagainya. Amanat umumnya diibagi menjadi dua:
Tersurat. Amanat yang pesannya disampaikan secara langsung sehingga bisa dicerna seketika.
Tersirat. Amanat yang pesannya disampaikan secara tersembunyi sehingga terkadang susah untuk dicerna seketika itu juga.
Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur ekstrinsik novel adalah unsur yang membangun novel dari luar. Biasanya bisa berupa latar pribadi penulis maupun nilai-nilai dari luar. Unsur tersebut umunya adalah:
Biografi dan latar belakang penulis. Dimana dia tinggal, latar belakang pendidikannya apa, keluarganya, lingkungannya, dan sebagainya.
Kisah dibalik layar. Kisah ini biasanya dilatari oleh pengalaman, kesan atau juga harapan dan cita-cita sang pengarang.
Nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai ini sering diangkat oleh pengarang dalam ceritanya. Bisa nilai ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya.
Sekian pembahasan dan penjelasan tentang Pengertian Unsur Ekstrinsik serta Unsur-Unsur Ekstrinsiknya semoga bermanfaat (sumber : Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 61, Penerbit : Erlangga.2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)
0 Comments